Penjaringan Dan Screening Penyakit Tidak Menular
Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah
penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar
80 persen kematian tersebut terjadi di negara berpenghasilan menengah dan
rendah. 73% kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35%
diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakit
kanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6% karena diabetes, dan 15%
disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO, 2018).
Keprihatinan terhadap peningkatan prevalensi PTM telah mendorong
lahirnya kesepakatan tentang strategi global dalam pencegahan dan
pengendalian PTM, khususnya di negara berkembang. PTM telah menjadi isu
strategis dalam agenda SDGs 2030 sehingga harus menjadi prioritas
pembangunan di setiap negara.
Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit
menular dan Penyakit Tidak Menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat
dipengaruhi antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat,
transisi demogra, teknologi, ekonomi dan sosial budaya. Peningkatan beban
akibat PTM sejalan dengan meningkatnya faktor risiko yang meliputi
meningkatnya tekanan darah, gula darah, indeks massa tubuh atau obesitas,
pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan merokok serta alkohol.
Program Kemenkes lainnya yang disinergikan dengan program PTM
utama adalah pengendalian gangguan indera serta yang berfokus pada
gangguan penglihatan dan pendengaran serta gangguan disabilitas.
Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi gangguan pendengaran secara
nasional sebesar 2,6% dan prevalensi ketulian sebesar 0,09%. Hasil survei
Rapid Assesment of Avoidable Blindness (RAAB) menunjukkan bahwa
prevalensi kebutaan atas usia 50 tahun Indonesia berkisar antara 1,7% sampai
dengan 4,4%. Dari seluruh orang yang menderita kebutaan, 77,7% kebutaan
disebabkan oleh katarak. Penyebab lain dari kebutaan di Indonesia adalah
kelainan di segmen posterior bola mata (6%), glaucoma (2,9%), dan kelainan
refraksi yang tidak terkoreksi (2,3%). Pada prevalensi gangguan pendengaran
ditemukan 2,6 % dan ketulian sebesar 0,09 %. Sedangkan pada Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 disebutkan prevalensi disabilitas
pada penduduk umur 18 – 59 tahun sebesar 22%.
Untuk PTM lainnya menunjukkan hasil sebagai berikut :
- Prevalensi Asma pada penduduk semua umur menurun dari 4,5% menjadi 2,4%;
- Prevalensi Kanker meningkat dari 1,4 per menjadi 1,8 per mil;
- Prevalensi Stroke pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 7 menjadi 10,9 per mil;
- Prevalensi penyakit ginjal kronis ≥ 15 tahun meningkat dari 2,0 per mil menjadi 3,8 per mil;
- Prevalensi Diabetes Melitus pada penduduk umur ≥ 15 tahun meningkat dari 6,9 % menjadi 10,9%;
- Prevalensi aktivitas fisik kurang pada penduduk umur ≥ 10 tahun meningkat dari 26,1% menjadi 33,5%;
- Prevalensi konsumsi buah/sayur kurang pada penduduk umur ≥ 5 tahun meningkat dari 93,5% menjadi 95,5%.
Untuk itu Puskesmas Wanasari bersama SMK Mitra Bakti mengadakan program Penjaringan dan Screening Penyakit tidak Menular yang wajib di.
Berikut beberapa Dokumentasi pelaksaan :
Sumber Referensi :
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/VHcrbkVobjRzUDN3UCs4eUJ0dVBndz09/2019/03/Buku_Pedoman_Manajemen_PTM.pdf
0 Comments
Posting Komentar